Senin, 27 Mei 2019

Perkembangan Industri dan UMKM di Indonesia 2019

 Industri di Indonesia 2019

Darmin menceritakan, Indonesia sebenarnya sempat merasakan kejayaan dengan perkembangan ekonomi yang cukup cepat di tahun 1970-an. Pembangunan fondasi ini tak lepas dari perkembangan industri yang sangat cepat dan kuat kala itu.

Meski memiliki struktur proteksi yang cukup rumit, Indonesia berhasil membuat sektor industri menjadi sumber besar dalam perkembangan perekonomian. Kenikmatan sektor industri akhirnya mulai goyah saat memasuki tahun 1980-an.

Periambatan ekonomi membuat pemerintah berpikir ulang dan banting setir besar-besaran. Pemerintah kala itu mengubah banyak kebijakan. Hasilnya, perindustrian memang berjalan baik dan perdagangan terus beriangsung, tetapi Indonesia masih saja defisit.

"Tahun 81-82, kita kembali banting setir. Ekonomi kita ditata ulang dari orientasi impor ke orientasi ekspor. Itulah di mana kata-kata paling sering diucap adalah ekspor nonmigas," lanjut Darmin.

Akan tetapi, menurut dia, saat ini semakin minimnya produksi migas danjatuhnya harga komoditas sumber daya alam (SDM) akhirnya membuat sektor industri kembali lebih serius dikembangkan. Pengembalian sektor industri menjadi tulang punggung perekonomian pun akhirnya kembali dirasakan. Bukan hanya produksi yang bisa diekspor, sektor ini pun mampu menyerap tenaga kerja cukup besar.

Karena melalui peningkatkan sektor industri, hal ini bukan hanya bisa menumbuhkan devisa dari produksi yang nantinya menjadi bahan ekspor. Namun, industri juga mampu menyerap angkatan kerja yang cukup melimpah di Indonesia. "Dengan industri padat karya, praduktivitas pun harus ditingkatkan. Produk yang dibuat sekreatif mungkin juga harus terus dikembangkan," kata Darmin.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan sasaran pembangunan industri, di antaranya meningkatkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 8,4 persen pada 2019. Selain itu juga meningkatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB sebesar 19,4 persen pada 2019. Terakhir, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri sebesar 17,8 jutaorang pada 2019.

Kebijakan pengembangan industri nasiohal pada peningkatan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral, serta migas dan batu bara. "Ini harus dilakukan demi penguatan struktur industri melalui pembangunan industri hulu yang diintegrasikan dengan industri antara dan industri hilirnya," kata Menteri Saleh dalam rilis yang diterima Republika.

Sumber daya industri juga didorong demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri rata-rata 600 ribu orang per tahun, penumbuhan 20 ribu wirausaha baru industri kecil, dan 4.500 usaha baru industri skala menengah dan sertifikasi tenaga kerja serta calon tenaga kerja.

  UMKM di Indonesia 2019


Kebutuhan modal yang besar untuk mengembangkan industri hulu dan hilir juga menjadi konsentrasi Kemenperin. Untuk itu, diperlukan penyediaan sumber pembiayaan industri melalui penanaman modal pemerintah dalam pembangunan industri hulu dan industri strategis serta pemberian subsidi bunga pinjaman bagi industri prioritas.
  Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta. Untuk menumbuhkan jumlah pelaku UMKM yang berselancar di dunia maya, Kemenkop UKM dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan para pelaku e-commerce menggagas program bertajuk 8 Juta UMKM Go Online.
   Lewat kerja sama ini, pemerintah juga berharap dapat mempercepat transformasi UMKM di Indonesia menuju digital.


"Pelaku UMKM harus menjadi pemain utama dari perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Kita punya target bagaimana menjadikan 8 juta UMKM ini go online pada tahun 2019," ujar Menteri Kominfo Rudiantara, di kawasan Harmoni, Rabu (15/11).
    
   Beberapa e-commerce di Indonesia, seperti Lazada, Shopee, MatahariMall.com, BliBli.com, Bukalapak, Tokopedia, dan Blanja.com yang hadir dalam acara itu juga sempat mengungkapkan komitmen mereka dalam mengikuti program ini. Mereka menyatakan akan menjalankan roadshow untuk mengedukasi masyarakat agar jiwa kewirausahaan terbangun.
   Masing-masing e-commerce memiliki program sendiri. Misalnya, pejalan di Bukalapak yang memiliki program kopi darat di daerah masing-masing untuk pemberdayaan komunitasnya. Selain itu, Blanja.com melakukan beberapa sinergi dengan kementerian BUMN untuk mengadakan roadshow di beberapa wilayah hingga Indonesia Timur.
  Kemenkop menyebut, selain memberdayakan UKM, gerakan ini akan membantu memberikan akses keuangan pada wirausaha. Kemenkop akan membantu memastikan produk yang dihasilkan UMKM layak bersaing dan kapasitasnya cukup sehingga mendapatkan kepercayaan dari sumber pendanaan.

“Dalam rangka memasuki bisnis online ini, kami perlahan membenahi UKM-UKM kita dengan membenahi kualitas produk dan standarisasi produk mereka. Kita bantu peningkatan SDM dan akses terhadap sumber-sumber pembiayaan,” kata Deputi Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta.

  Sekretaris kementerian koperasi  dan usaha kecil dan menengah (Kemenkop dan UKM), agus Muharram menargetkan wirausaha UKM baru akan tumbuh sekitar 5 persen pada 2019. Ini mengingatkan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya.

"Target kita untuk tahun ini 4% .  Akhir 2019, ditargetkan mencapai 5%, "ujar Di Jakarta, Minggu (22/4/2018). Agus mengklaim,  dalam tiga tahun pemerintahan JOKOWI-JK,jumlah wirausaha UKM di Indonesia naik dari 1,56 persen pasa 2014,menjadi 3,1% dari jumlah penduduk pada akhir 2016. Untuk itu, pemerintah optimistis pada 2019 bisa mencapai target 5% dari jumlah penduduk.

Upaya mendorong pertumbuhan tersebut, pemerintah telag memfasilitasi pelaku usaha baru maupun UKM yang telah ada untuk semakin mengembangkan usaha dengan menggelar sosialisasi maupun pelatihan di berbagai daerah di Indonesia.

"Di Jakarta,ada pelatihan UKM di Smesco. Pelaku usaha tinggal kirim surat saja dan bebas mengikuti berbagai pelatihan, "dia menambahkan. Untuk di daerah,pelaku usaha juga bisa mendapatkan pelatihan,yang bekerja sama dengan badan Latihan Khusus (BLK) yang ada dikabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Saat ini sudah ada di 22 Provinsi," ujarnya. Adapun pelatihan-pelatihan tersebut,  didanai dengan danadekonsentrasi. Dana tersebut berjumlah 100 miliar yang  dialokassikan untuk 34 provinsi di Indonesia. "Jadi setiap provinsi dapat dana sekitar 3 miliar,"tandasnya.

Ketua Umum pengurus pusat Gerakan Pemuda (GP)  ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan ada beberapa kendala dalam upaya mendorong jiwa kewirausahaan bagi pemuda melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terutama di kalangan anggota dan kader anggota GP Ansor.

"ada dua problem mendasar,pilar memandirikan. Pertama problem modal, kedua marketing," kata Yaaut dalam acara Ansor Fair 2018 di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

Dia mengatakan,untuk persoalan modal mungkin masih bisa diatasi.  Sebab pemerintah melalui perbankan dan kementerian koperasi dapat memberikan akses yang cukup untuk memberikan modal pinjaman. Akan tetapi di sisi marketing masih sangat minim pengetahuan.

Referensi : https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20171115161037-78-255819/kemenkop-ukm-379-juta-umkm-sudah-go-online?
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3478598/jumlah-ukm-diproyeksikan-tumbuh-5-persen-pada-2019
http://www.kemenperin.go.id/artikel/14467/Menanti-Kebangkitan-Dunia-Industri-Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar